Dendis Saputra, seorang warga Dusun Landeuh, Desa Sadananya, Kabupaten Ciamis, berhasil mengembangkan budidaya tikus putih hingga menembus pasar ekspor. Dengan kerja keras dan inovasi, ia kini memasok tikus putih ke Malaysia dan Vietnam.
Keberhasilan Dendis membudidayakan tikus putih di Ciamis menjadi bukti bahwa usaha ini memiliki potensi besar. Dengan modal minim, ia mampu meraih omzet tinggi. Tikus-tikus tersebut ia pelihara dengan tekun di sebuah saung sederhana di samping rumahnya di Kabupaten Ciamis.
"Dalam budidaya tikus putih, harus tekun dan teliti. Peluang pasar cukup menjanjikan dan tidak butuh modal besar, inilah yang menjadikan usaha ini menarik bagi saya," ujar Dendis.
Budidaya Tikus Putih di Ciamis, Peluang Besar dengan Modal Kecil
Dengan memanfaatkan lahan terbatas di wilayah Kabupaten Ciamis, Dendis membudidayakan berbagai jenis tikus putih, seperti Mencit, ASF, dan RAT. Proses pemeliharaan cukup sederhana, dan dalam waktu dua minggu, tikus-tikus tersebut sudah siap dijual.
Untuk pakan, ia hanya menggunakan campuran pakan ayam broiler dan nasi bekas. Metode ini terbukti efisien dan tetap menghasilkan kualitas tikus yang baik. Selain itu, tingginya tingkat reproduksi membuat budidaya ini semakin menguntungkan bagi peternak lokal di Ciamis.
Dalam proses perkembangbiakan, Dendis menggabungkan dua ekor tikus jantan dengan delapan ekor betina. Setelah tikus betina hamil, ia segera memisahkannya hingga proses kelahiran selesai.
Baca Juga: Potensi Pertanian di Kabupaten Ciamis, Analisis dan Strategi Optimalisasi
Permintaan Ekspor Tikus Putih dari Ciamis Terus Meningkat
Dari Ciamis, Dendis kini berhasil memasarkan tikus putih ke berbagai daerah, termasuk luar negeri. Permintaan dari Vietnam bahkan mencapai 170.000 ekor tikus putih dalam bentuk beku setiap bulan.
Harga jual tikus putih dari Ciamis bervariasi tergantung jenisnya. Tikus Mencit dijual seharga Rp3.500 hingga Rp7.000 per ekor, sementara tikus ASF berkisar antara Rp7.000 hingga Rp9.000 per ekor. Jenis RAT yang lebih besar dihargai Rp20.000 hingga Rp60.000 per ekor.
Tingginya permintaan membuat para peternak di Ciamis semakin termotivasi untuk mengembangkan usaha ini. Dendis sendiri baru mampu memperoleh keuntungan sekitar Rp500.000 setiap dua minggu karena kapasitas produksinya masih terbatas.
Dengan semangat dan optimisme tinggi, Dendis berharap dapat memperluas tempat budidayanya di Ciamis agar bisa meningkatkan produksi. Ia yakin dengan usaha yang lebih besar, dari Ciamis, ia dapat memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat dan menjadikan tikus putih sebagai komoditas unggulan ekspor di masa depan.