Warga Handapherang Diajak Peduli Perubahan Iklim: Dari Sosialisasi ke Aksi Nyata

Warga Handapherang Diajak Peduli Perubahan Iklim: Dari Sosialisasi ke Aksi Nyata

Pemerintah Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, menggelar sosialisasi tentang perubahan iklim di aula kantor desa, Jumat (25/4/2025) pagi. Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran kolektif warga dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin terasa dalam kehidupan sehari-hari.


Tak sekadar diskusi, pertemuan ini mempertemukan berbagai unsur masyarakat—mulai dari perangkat desa, tokoh masyarakat, pemuda, hingga perwakilan dusun—untuk mendengar langsung pemaparan para ahli dan pelaku gerakan lingkungan yang peduli terhadap perubahan iklim.


Perubahan Iklim: Nyata dan Dekat dengan Kehidupan Kita

Gian Herdiawan dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Ciamis menjelaskan bahwa perubahan iklim kini bukan lagi isu global semata, melainkan sudah menyentuh kehidupan warga desa.


“Musim tanam jadi tak menentu, hujan kadang tak turun berbulan-bulan, tapi tiba-tiba banjir. Ini semua akibat perubahan iklim yang nyata,” ujarnya tegas.


Gian menekankan pentingnya dua pendekatan utama dalam menghadapi perubahan iklim: adaptasi dan mitigasi. Adaptasi berarti menyesuaikan diri dengan kondisi iklim baru—misalnya dengan membangun drainase yang baik atau menanam varietas tahan kering. Sementara itu, mitigasi fokus pada pencegahan, seperti mengurangi emisi, menanam pohon, dan memilah sampah rumah tangga.


“Kita tak harus menunggu kebijakan besar. Cukup mulai dari rumah—kurangi plastik, hemat listrik, jangan bakar sampah sembarangan. Kalau dilakukan bersama, dampaknya luar biasa,” tambahnya.


ProKlim: Solusi Konkret untuk Menghadapi Perubahan Iklim

Inspirasi datang dari Sarwono, Ketua Program Kampung Iklim (ProKlim) Dusun Guha. Ia menceritakan bagaimana warga dusunnya membangun kesadaran terhadap perubahan iklim melalui aksi nyata: menanam pohon, membuat kebun kecil di pekarangan, memanfaatkan sampah organik, hingga menjaga sumber air bersih.


“ProKlim bukan hanya program pemerintah. Ini sudah jadi gerakan warga. Kita saling dorong agar lingkungan tetap sehat dan nyaman meski perubahan iklim terus terjadi,” kata Sarwono penuh semangat.


Lebih dari sekadar memperbaiki kualitas lingkungan, menurutnya, ProKlim juga mempererat solidaritas warga dan membuka peluang usaha ramah lingkungan. Ia bahkan siap membantu dusun-dusun lain di Handapherang mengadopsi program serupa untuk mengatasi perubahan iklim.


“Semuanya bisa dimulai dari kemauan bersama. Kalau warga kompak, perubahan itu mungkin,” ujarnya optimistis.


Dukungan Penuh dari Pemerintah Desa untuk Menghadapi Perubahan Iklim

Kepala Desa Handapherang, Tantan Sontani, menyampaikan apresiasinya atas semangat yang ditunjukkan warga. Ia menilai sosialisasi tentang perubahan iklim ini sebagai bagian penting dari strategi desa dalam menghadapi krisis iklim.


“Desa tidak bisa terus menunggu. Kita harus jadi bagian dari solusi sejak sekarang, untuk mengatasi perubahan iklim,” katanya.


Ia juga berjanji bahwa pemerintah desa akan mendukung penuh inisiatif lingkungan dari warga, termasuk memperkuat kelembagaan ProKlim hingga menyebar ke dusun-dusun lain.

LihatTutupKomentar