Geliat Tradisi Merlawu: Ritual Syukur Wanasigra yang Menjembatani Masa Lalu dan Kini

Tradisi Merlawu Desa Wanasigra Ciamis - Warga Serahkan Hasil Bumi dan Undang Bupati

Puluhan warga Desa Wanasigra, Ciamis, mendatangi pendopo kabupaten untuk menyerahkan hasil bumi dan mengundang bupati dalam ritual tahunan Merlawu

CIAMIS — Dalam sebuah langkah yang menjembatani masa lalu dan masa kini, puluhan warga Desa Wanasigra memadati Pendopo Kabupaten Ciamis, Rabu (10/9/2025) siang. Mereka tidak hadir untuk urusan administrasi; kedatangan mereka adalah bagian dari ritual tahunan Merlawu — sebuah tradisi budaya yang berurat berakar untuk menyampaikan syukur atas hasil bumi dan penghormatan mendalam kepada leluhur.

🎋 Prosesi Nyembah di Pendopo Kabupaten

Membawa aneka hasil tani seperti umbi-umbian, buah-buahan, dan sayuran, serta makanan tradisional, delegasi warga tersebut disambut hangat oleh Bupati Ciamis Herdiat Sunarya. Pertemuan di Joglo Barat pendopo itu lebih dari sekadar silaturahmi biasa. Ini adalah prosesi budaya yang disebut nyembah — mendatangi pimpinan daerah ('pupuhu') untuk menyampaikan undangan sekaligus memohon kehadiran dan restu dalam perhelatan sakral mereka.

📅 Jadwal Tradisi Merlawu 2025

Prosesi Nyembah: Rabu, 10 September 2025

Puncak Acara: Jumat, 12 September 2025

Lokasi Utama: Situs Kabuyutan Gandoang, Desa Wanasigra

Status Budaya: Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Jawa Barat

Penghormatan: Syekh Padamatan - Leluhur Desa Wanasigra

🤝 Komitmen Bupati Herdiat Sunarya

"Tradisi ini bukan hal yang asing bagi saya. Bahkan sebelum menjabat, saya kerap hadir tiap tahun. Kita memiliki kewajiban memelihara warisan budaya agar tetap lestari. Ini bukan hanya untuk kita, tetapi juga bisa menjadi daya tarik wisata yang authentik, baik bagi warga lokal maupun wisatawan dari luar daerah,"

- Bupati Ciamis Herdiat Sunarya

Bupati Herdiat menekankan bahwa merawat peninggalan leluhur adalah kewajiban kolektif generasi penerus. Dalam kesempatan tersebut, ia berjanji untuk hadir dalam puncak acara pada Jumat (12/9/2025) mendatang, menunjukkan komitmennya dalam melestarikan tradisi lokal.

🌾 Hasil Bumi

Persembahan umbi-umbian, buah-buahan, dan sayuran sebagai wujud syukur atas kelimpahan alam

🍚 Makanan Tradisional

Hidangan khas yang melambangkan kearifan lokal dan warisan kuliner turun-temurun

🙏 Prosesi Nyembah

Penghormatan kepada pimpinan daerah untuk memohon restu dan kehadiran


🕋 Makna Spiritual Merlawu

Merlawu, yang digelar setiap bulan Rabiul Awal dalam kalender Hijriah, merupakan bentuk syukur kepada Sang Pencipta sekaligus penghormatan kepada Syekh Padamatan, tokoh leluhur yang diyakini berjasa besar bagi kemajuan Desa Wanasigra.

🏛️ Situs Kabuyutan Gandoang

Ritual ini berpusat di Situs Kabuyutan Gandoang, sebuah lokasi sakral yang statusnya telah ditingkatkan menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Provinsi Jawa Barat. Pelaksanaannya selama dua hari diisi dengan serangkaian kegiatan, termasuk tawasulan (ziarah dan doa bersama) yang berfungsi sebagai perekat kebersamaan masyarakat.

👨‍🌾 Perspektif Kepala Desa Wanasigra

Bagi Kepala Desa Wanasigra, Yudi Wahyudi, langkah nyembah ke pendopo adalah siklus penting yang memberi legitimasi dan makna pada seluruh prosesi.

"Ini adalah bagian tak terpisahkan dari tradisi. Mewakili penghormatan kami kepada pimpinan dan memastikan restu untuk kelancaran acara,"

- Yudi Wahyudi, Kepala Desa Wanasigra

🎭 Rangkaian Kegiatan Merlawu

  • Prosesi Nyembah: Mendatangi pimpinan daerah untuk menyampaikan undangan
  • Tawasulan: Ziarah dan doa bersama di makam leluhur
  • Persembahan Hasil Bumi: Menyerahkan hasil pertanian sebagai wujud syukur
  • Kesenian Tradisional: Pertunjukan seni budaya lokal
  • Silaturahmi: Mempererat hubungan antarwarga dan dengan pemerintah

🛡️ Ketahanan Budaya di Tengah Modernisasi

Di balik gemerlap budaya, Merlawu menghadapi tantangan zaman. Namun, komitmen kuat warga Wanasigra dalam menjalankan ritual ini tahun demi tahun menunjukkan ketahanan sebuah komunitas. Mereka tidak hanya mempertahankan sebuah tradisi; mereka aktif merawat identitas mereka, menjadikan Merlawu sebagai ritual syukur yang abadi dalam landscape budaya Indonesia yang terus berubah.

🌟 Nilai-nilai dalam Tradisi Merlawu

  • Kearifan Lokal: Menjaga warisan leluhur yang penuh makna
  • Gotong Royong: Kerja sama masyarakat dalam melestarikan tradisi
  • Spiritualitas: Penghormatan kepada Sang Pencipta dan leluhur
  • Kelestarian Alam: Syukur atas hasil bumi dan lingkungan
  • Identitas Budaya: Pemertahanan jati diri komunitas di era globalisasi

Merawat Warisan, Membangun Masa Depan

Tradisi Merlawu Desa Wanasigra bukan sekadar ritual tahunan, melainkan living heritage yang terus bernafas dan relevan di tengah perubahan zaman. Komitmen warga, dukungan pemerintah daerah, dan pengakuan sebagai Warisan Budaya Takbunda membuktikan bahwa nilai-nilai luhur dapat bertahan dan berkembang dalam modernitas.

Melalui tradisi seperti Merlawu, kita menyaksikan bagaimana kearifan lokal menjadi benteng ketahanan budaya, sekaligus jembatan yang menghubungkan masa lalu yang bijak dengan masa depan yang penuh harapan untuk generasi penerus Ciamis.

📍 Tag GEO & SEO:

Lokasi: Desa Wanasigra, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat - Situs Kabuyutan Gandoang

Kata kunci: Merlawu Ciamis, tradisi Ciamis, Desa Wanasigra, warisan budaya Ciamis, ritual syukur, Bupati Herdiat Sunarya, Situs Gandoang, Syekh Padamatan

LihatTutupKomentar