Ciamis dan Sunyi yang Pecah di Ruang Kecil: Upaya Menggeser Paradigma KB Pria Lewat Para Motivator Desa

Pembinaan 54 Motivator KB Pria Ciamis 2025 untuk Tingkatkan Partisipasi Laki-laki dalam Keluarga Berencana

Pembinaan 54 motivator KB pria di Aula RM Linggarsari Ciamis sebagai upaya menggeser paradigma partisipasi laki-laki dalam program keluarga berencana (Foto: Dokumentasi DP2KBP3A Ciamis)

Pada sebuah Kamis yang lengang, 4 Desember 2025, aula RM Linggarsari di Ciamis menjadi tempat lahirnya percakapan yang selama ini cenderung diselipkan di balik urusan rumah tangga: partisipasi laki-laki dalam program keluarga berencana. Di ruangan sederhana itu, Dinas DP2KBP3A Ciamis mengumpulkan 54 motivator KB pria—wajah-wajah yang diharapkan mampu memecah tabu dan mengubah pola pikir masyarakat tentang peran laki-laki dalam pengendalian jumlah kelahiran.

Kolaborasi Strategis dalam Pembinaan Motivator KB Pria

Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Dinas DP2KBP3A dr. Yoyo, didampingi Sekretaris Helmy Sulistiawati. Namun, pernyataan paling kuat justru datang dari Kabid Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, Wati Kuswatini—seorang pejabat yang tampaknya sudah terlalu lama melihat ketimpangan peran dalam program KB.

Struktur Pelaksana Program

dr. Yoyo – Kepala Dinas DP2KBP3A Ciamis yang membuka secara resmi kegiatan pembinaan motivator KB pria dan mendorong transformasi paradigma kesehatan reproduksi di Kabupaten Ciamis.

Helmy Sulistiawati – Sekretaris Dinas DP2KBP3A Ciamis yang mendampingi pelaksanaan program strategis peningkatan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana.

Wati Kuswatini – Kabid Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DP2KBP3A Ciamis yang menjadi motor penggerak perubahan paradigma partisipasi laki-laki dalam program KB.

Profil Motivator KB Pria

Jumlah: 54 motivator terlatih dan terpilih

Peran: Agen perubahan di tingkat komunitas

Strategi: Pendekatan keteladanan dan edukasi

Lokasi Kegiatan

Tempat: Aula RM Linggarsari Ciamis

Waktu: Kamis, 4 Desember 2025

Pendekatan: Dialog dan pembinaan intensif

Tantangan Paradigma Tradisional dalam Program KB

Di banyak desa di Jawa Barat, KB masih dibingkai sebagai urusan ibu-ibu. Perempuan dianggap pihak yang "seharusnya mengatur", sementara laki-laki berada di pinggir diskursus. Wati menyebut hal ini sebagai hambatan terbesar dalam program KB pria: minimnya pemahaman, mitos yang terus diwariskan, dan anggapan keliru bahwa tubuh perempuanlah yang wajib menanggung seluruh konsekuensinya.

"KB pria masih relatif kecil karena masyarakat menganggap KB hanya tanggung jawab perempuan. Paradigma ini harus kita ubah melalui pendekatan yang tepat dan konsisten."

– Wati Kuswatini, Kabid Keluarga Berencana DP2KBP3A Ciamis

Hambatan Budaya yang Dihadapi

  • Stigma Sosial: KB dipandang sebagai urusan perempuan semata
  • Mitos dan Kepercayaan: Pemahaman keliru tentang metode KB pria
  • Ketimpangan Peran: Pembagian tanggung jawab yang tidak seimbang
  • Keterbatasan Informasi: Akses edukasi yang terbatas bagi laki-laki
  • Kultur Patriarki: Pola pikir tradisional tentang maskulinitas

Strategi Pendekatan Melalui Keteladanan dan Edukasi

Karena itu, keberadaan motivator KB pria bukan sekadar bagian dari administrasi program pemerintah. Mereka diposisikan sebagai "pengubah wacana": orang yang dipercaya mampu mendekati para bapak, berbicara dengan bahasa yang mereka pahami, dan menunjukkan bahwa peran laki-laki tak hanya penting—tetapi mendesak.

Pendekatan Komunikasi yang Efektif

  • Relasi Sehari-hari: Memanfaatkan jaringan sosial yang sudah ada
  • Bahasa Komunitas: Komunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami
  • Keteladanan Langsung: Menjadi contoh nyata di lingkungan masing-masing
  • Pendekatan Personal: Dialog satu per satu di lingkup kecil
  • Edukasi Berkelanjutan: Penyampaian informasi yang konsisten

"Kalau bisa, bapak-bapak yang ikut KB itu luar biasa. Mereka menjadi teladan nyata bagi lingkungan sekitar. Perubahan tidak lahir dari kampanye besar, melainkan dari keberanian orang-orang biasa untuk menjadi contoh."

– Wati Kuswatini, Kabid Keluarga Berencana DP2KBP3A Ciamis

Capaian Signifikan Program KB Pria Ciamis

Dan rupanya upaya itu menunjukkan hasil. Ciamis melampaui target provinsi untuk KB MOP (Metode Operasi Pria). Dengan target 11 akseptor, mereka menutup tahun dengan 19 peserta—atau capaian 158,3%. Angka yang tidak hanya besar, tapi juga simbol sebuah pergeseran.

158,3% Capaian Target KB MOP (Metode Operasi Pria)

Detail Capaian Program KB Pria

  • Target Awal: 11 akseptor KB MOP yang ditetapkan provinsi
  • Capaian Aktual: 19 peserta yang berpartisipasi aktif
  • Persentase Pencapaian: 158,3% melebihi ekspektasi
  • Dampak Jangka Panjang: Perubahan paradigma di tingkat komunitas
  • Replikasi Model: Potensi untuk diterapkan di wilayah lain
"Program KB pria bukan tentang mengurangi maskulinitas, tetapi tentang berbagi tanggung jawab. Tentang melihat keluarga sebagai ruang yang dibangun dua orang, bukan satu." – Analisis Program KB Pria DP2KBP3A Ciamis

Membangun Narasi Baru tentang Kesetaraan dalam Keluarga

Di balik kegiatan itu ada pesan yang lebih luas: program KB pria bukan tentang mengurangi maskulinitas, tetapi tentang berbagi tanggung jawab. Tentang melihat keluarga sebagai ruang yang dibangun dua orang, bukan satu. Tentang mematahkan anggapan bahwa kesehatan reproduksi adalah beban satu gender.

Transformasi Paradigma Menuju Keluarga yang Lebih Seimbang

Para motivator di Ciamis kini membawa harapan itu. Mereka bukan sekadar peserta pelatihan; mereka adalah bagian dari upaya membentuk kultur baru—perlahan, tetapi pasti. Jika capaian tahun ini menjadi pertanda, maka Kabupaten Ciamis tengah berada di jalur yang menjanjikan: jalur di mana laki-laki tidak lagi menjadi penonton dalam urusan keluarga berencana, tetapi bagian aktif dari keputusan yang menyangkut masa depan rumah tangga mereka.

Keberhasilan program pembinaan 54 motivator KB pria ini menunjukkan bahwa perubahan paradigma dimungkinkan melalui pendekatan yang tepat. Dengan kombinasi edukasi, keteladanan, dan komunikasi efektif, program KB dapat bertransformasi dari beban perempuan menjadi tanggung jawab bersama dalam membangun keluarga yang sehat dan sejahtera di Kabupaten Ciamis.

LihatTutupKomentar